PEMBANGUNAN EKONOMI
TUGAS :P E P
OLEH:NARDI LUBIS
TAHAP-TAHAP
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT WALT WHITMAN
ROSTOW (WW. ROSTOW)
Menurut
WW Rostow, Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan
Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu
daerah menjadi berorientasi
keluar,Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu kesadaran untuk
membina keluarga kecil,Perubahan dalam
kegiatan investasi masyarakat dari
melakukan investasi yang tidak produktif menjadi investasi yang produktif,Perubahan sikap
hidup dari adat istiadat yg kurang
merangsang pembangunan ekonomi misalnya kurang menghargai waktu kerja dan orang lain.
WW Rostow membedakan pembangunan ekonomi ke dalam 5 tahap :
WW Rostow membedakan pembangunan ekonomi ke dalam 5 tahap :
1.Tahap
Masyarakat Tradisional (The Traditional Society) ditandai dengan:
-
adanya Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitive dan juga tingkat
produktifitas masyarakat yang rendah dan biasanya sector yang digeluti adalah sektor pertanian
-Kegiatan politik dan pemerintahan biasanya berada di daerah-daerah dan kekuasaan berada di tangan tuan tanah.
-Kegiatan politik dan pemerintahan biasanya berada di daerah-daerah dan kekuasaan berada di tangan tuan tanah.
2.Tahap
Prasyarat Tinggal Landas (The Preconditions for Take-Off),ditandai dengan;
-Masa
transisi dimana masyarakat mempersiapkan
untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Tahap ini memiliki 2 corak
berbeda :
Tahap
Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika
: perombakan thd masy. tradisional yg sudah ada untuk mencapai tahap tsb.
Tahap
Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara born free (daerah imigran) (Amerika
Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru) : tanpa harus merubah sistim
masy. tradisional yg sudah ada.
3.Tahap
Tinggal Landas (The Take-Off),ditandai
dengan:
-Pertumbuhan
ekonomi selalu terjadi,
-Kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru
-Kenaikan investasi produktif dan kenaikan GDP yang tinggi,
-berkembangnya satu atau beberapa sektor industri pemimpin dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
-tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi.
-Kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru
-Kenaikan investasi produktif dan kenaikan GDP yang tinggi,
-berkembangnya satu atau beberapa sektor industri pemimpin dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
-tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi.
4.Tahap
Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity),ditandai dengan:
-Kondisi
masyarakt sudah secara efektif menggunakan Teknologi modern di hampir semua
kegiatan produksi dan kekayaan alam Sektor pemimpin baru akan bermunculan
menggantikan sector pemimpin yang mengalami kemunduran.
-Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor pertanian menurun peranannya.
-Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor pertanian menurun peranannya.
-Sifat
kepemimpinan dalam perusahaan mengalami
perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan
kedudukan pengusaha pemilik.Negara yg mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris
(1850), USA (1900), Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940)
Rusia dan Kanada (1950).
5.Tahap
Konsumsi Tinggi (The Age of High Mass Consumption),ditandai dengan:
-Perhatian
masyarakat menekankan pada masalah
konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.
-Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat penjajahan terhadap bangsa lain
-Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Comment Wealth) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besar).
-Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barang mewah.
-Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat penjajahan terhadap bangsa lain
-Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Comment Wealth) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besar).
-Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barang mewah.
Negara
pertama mencapai tahap Kedewasaan :
USA (th. 1920),Inggris (th. 1930),Jepang (th. 1950),Eropa Barat (th. 1950)
USA (th. 1920),Inggris (th. 1930),Jepang (th. 1950),Eropa Barat (th. 1950)
TEORI LEWIS MENGENAI
PENAWARAN BURUH YANG TIDAK TERBATAS
Arthur
Lewis membangun teori yang sangat sistematis mengenai”pembangunan ekonomi
dengan penawaran buruh yang tidak terbatas”Seperti para ahli ekonomi klasik.Dia
percaya bahwa di banyak Negara terbelakang tersedia buruh dalam jumlah yang tak
terbatas dan dengan upah sekedar cukup untuk hidup . Lewis mengawali teorinya
dengan pernyaaan tegas bahwa teori klasik mengenai penawaran buruh yang
benar-benar elastis dengan upah subsisten benar-benar terjadi di sejumlah
Negara terbelakang.
Teori lewis dapat diterapkan pada
Negara terbelakang yang berpenduduk padat dengan syarat-syar t tertentu. Karena
itu penerapanya dibatasi oleh asumsi-asumsi yang menjadi dasar kritik-kritik
yang diperbincangkan seperti di bawah ini :
1.
Tidak
setiap Negara terbelakang mempunyai penawaran buruh yang tidak terbatas.
2.
Tingkat
upah di sector kapitalis tidak konstan
3.
Tidak
dapat diterapkan jika akumulasi modal bersifat menghemat buruh
4.
Buruh
terampil bukanlah kesulitan sementara
5.
Kurangnya
usaha dan inisiativ
6.
Proses
multiplikasi tidak berlangsung di Negara terbelakang
7.
Mengabaikan
permintaan total
8.
Mobilitas
buruh tidaklah mudah
9.
Produktivitas
marginal buruh tidak nihil
10. Produktivitas turun
bersama migrasi buruh dari seektor subsisten
11. Kellompok berpendapatan
rendah juga menabung
12. Inflasi tidak membunuh
diri sendiri
13. Administrasi pajak
yang tidak effisien
UPAYA MINIMUM TEORI
LEIBENSTEIN
TEORI
LEIBENSTEIN
Prof
Harvey Leiberstein menyatakan bahwa Negara terbelakang dicekam aleh lingkaran
setan kemiskinan sehingga berada di sekitar tingkat keseimbangan pendapatan
perkapita yang rendah.
Jalan
keluar dari masalah ini adalah “upaya minimum kritis” yang akan menaikkan
pendapatan perkapita pada tingkat dimana pembangunan yang berkesinambungan
dapat dipertahankan.
Factor-faktor
dalam pelaksanaan upaya minimum kritis
ü Pertumbuhan penduduk
suatu fungsi di pendapatan perkapita
Tesis
Leibeinstein didasarkan pada bukti empirisbahwa laju pertumbuhan penduduk
merupakan suatu fungsi dan laju pendapatan perkapita.
Kenaikan
pendapatan perkapita cenderuung menaikkan laju pertumbuhan penduduk.
Kecenderungan ini hanya sampai titik tertentu melebihi titik pada kenaikan
pendapatan perkapita akan menurunkan tingkat kesuburan ketika pembangunan
memperoleh momentum, laju pertumbuhan penduduk menurun.
Argumen
Leibeinstein didasarkan pada esis kapitalis social yang menyatakan bahwa dengan
kenaikan pendapatan perkapita, keinginan untuk mempunyai anak banyak berkurang.
ü Faktor lain
1.
Skala
disekonomi internal akibat tidak dapat dibaginya factor produksi
2.
Disekonomi
ekstern akibat adanya ketergantungan
eksternal
3.
Hambatan
budaya dan kelembagaan yang ada di Negara terbelakang.
Pengeluaran pada
tingkat pendapataan subsisten di Negara terbelakang dalah sekedar untuk
konsumsi hari ini.
Upaya minimum kritis harus lebih besar, agar
roda pembangunan ekonomi yang berkesinambungan bergerak.
ü Agen Pertumbuhan
Upaya minimum kritis
terlatak pada kondisi ekonomi yang menguntungkan sehingga kekuatan pendorong
berkembang lebih cepat daripada laju kekuatan penekan pendapatan yang
diciptakan melalui pengembangan “agen-agen pertumbuhan”
Agen pertumbuhan yang
khas adalah : Pengusaha, Investor, Penabung dan, Pembaharu
ü Rangsangan
Menurut leibenstein,
rangsangan ada 2 macam
1.
Rangsangan
“Zero Sum” adalah rangsangan yang tidak
meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya bersifat distributive.
2.
Rangsanan
“positive-Sum” adalah rangsangan yang menuju kepada perkembangan pendapatan
nasional.
Di Negara terbelakang, pengusaha terlibat pada
kegiatan Zero-sum. Kegiatan ini mencakup :
o Kegiatan “bukan
dagang”
o Kegiatan dagang yang
membawa ke posisi monopolistic lebih besar
o Kegiatan spekulatif
yang tidak memanfaatkan tabungan
o Kegiatan yang memakai
hubungan netto
Kegiatan
zero-sum bukanlah kegiatan sebenarnya yang menciptakan pendapatan nyata tetapi
sekedar pemindahan likuiditas dari pemilik satu ke pemilik lainnya.
Hasil
dari upaya minimum kritis yaitu pendapatab perkapita akan naik dan cenderung
menaikkan tingkat tabungan dan investasi. Kondisi ini akan membawa kepada :
1.
Ekspansi
agen pertumbuhan
2.
Meningkatnya
sumbangan mereka per unit modal begit
rasio modal output turun
3.
Berkurangnya
keefektifan faktor-faktor yang menentang pertumbuhan
4.
Penciptaan
kondisi lingkungan dan social yang meningkatkan mobilitas ekonomi dan social
5.
Peningkatan
spesialisasi dan perkembangan sector sekunder dan tertier
6.
Terciptanya
iklim yang cocok bagi perubahan yang lebih mendatangkan perubahan ekonomi dan
sosial
Proyeksi
leibenstein
Leibenstein
mengansumsikan besarnya minimum kritis dalam hal ekonomi terbelakang , dengan
suatupermulaan penduduk satu juta. Perhitungannya mengenai tingkat kesuburan
dan tingkat kelemahan didasarkan pada harapan lamanya orang hidup dan dikuatkan
dengan keadaan sebenarnya di Negara terbelakang.
Penilaian
kritis
Tesis
leibenstein lebih realistis ketimbang teori “dorongan kuat”-nya
Rosenstein-Roda.
Upaya
minimum kritis dapat dijadwalkan secara tepat dan dapat dipecah-pecah ke dalam
serentetan upaya yang lebih kecil guna meletakkan ekonomi pada jalur
pembangunan yang berkesinambungan.
Teori
leibenstein mengandung beberapa kelemahan:
1)
Laju
pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian
2)
Penurunan
tingkat kelahiran bukan dikarenakan kenaikan pendapatan perkapita
3)
Mengabaikan
usaha pemerintah untuk menurunkan kelahiran
4)
Tingkat
pertumbuhan lebih tinggi dari 3% tidak menyebabkan lepas landas
5)
Mengabaikan
unsur waktu
6)
Hubungan
kompleks antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan
7)
Dapat
diterapkan pada ekonomi tertutup.
PERANGKAP
KESEIMBANGAN TINGKAT RENDAH
TEORI
NELSON
“Perangkap Keseimbangan Tingkat
Rendah” merupakan teori yang dibangun oleh R.Nelson bagi negara terbelakang.
Teori Nelson didasarkan pada hipotesa Malthus bahwa dengan kenaikan pendapatan
per kapita di atas “tingkat biaya penghidupan minimum”, penduduk suatu negara
cenderung meningkat
Menurut Nelson, “Penyakit ekonomi
negara terbelakang dapat didiagnosa sebagai tingkat keseimbangan stabil
pendapatan per kapita pada atau dekat dengan kebutuhan biaya hidup” Ekonomi
terbelakang terjerat dalam perangkap keseimbangan tingkat rendah. Nelson
menyebutkan empat kondisi teknologis dan sosial yang mendatangkan perangkap
tersebut, yaitu:
a.
Korelasi
tinggi antara tingkat pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan penduduk.
b.
Kecenderungan
yang rendah untuk menggunakan pendapatan per kapita tambahan guna meningkatkan
investasi per kapita.
c.
Kekurangan
lahan yang baik untuk ditanami.
d.
Metode
produksi yang tidak efisien.
Dia juga
menunjuk pada dua faktor lainnya, yaitu kelambanan budaya dan kelambanan
ekonomi. Kelambanan budaya menyebabkan kelambanan ekonomi dan sebaliknya.
Nelson memakai tiga macam hubungan untuk menggambarkan perangkap ekonomi pada
tingkat pendapatan rendah tersebut. Pertama,
pendapatan adalah fungsi dari persediaan modal, tingkat teknologi dan besarnya
penduduk. Kedua, Investasi netto
terdiri dari modal yang tercipta dari tabungan dalam bentuk tambahan pada
persediaan alat dan perlengkapan sektor industri plus tambahan lahan baru pada
luas lahan yang sedang diolah. Ketiga,
Dengan pendapatan per kapita rendah, perubahan jangka pendek laju peetumbuhan
penduduk merupakan akibat dari perubahan tingkat pendapatan per kapita.
Dan Nelson menunjuk
pada sejumlah faktor untuk melepaskan diri dari perangkap keseimbangan tingkat
rendah itu.,yaitu:
- Harus ada lingkungan sosial politik yang menguntungkan di negara bersangkutan.
- Struktur sosial harus diubah dengan memberikan tekanan lebih besar pada penghematan dan kewiraswastaan. Perangsang yang lebih besar harus diberikan guna memproduksi lebih banyak dan untuk membatasi besarnya keluarga.
- Langkah-langkah harus diambil untuk mengubah distribusi pendapatan, pada waktu yang sama memungkinkan akumulasi kekayaan oleh penanam modal.
- Harus ada program investasi pemerintah yang menyeluruh
- Pendapatan dan modal harus dinaikkan dengan dana yang didapat dari luar negeri.
- Teknologi produksi yang lebih baik harus dipakai untuk memanfaatkan secara penuh sumber-sumber yang ada sehingga pendapatan naik dari input tertentu.
TEORI DORONGAN KUAT
(BIG PUSH THEORI)
Menurut Rosenstein – Rodan
‘’Dorongan
kuat ‘’ merupakan suatu program besar
yang menyeluruh dalam bentuk suatu jumlah minimum investasi.
Mereka
berpendapat bahwa untuk medorong perekonomian Negara terbelakang diperlukan
suatu dorongan besar secara menyeluruh.
Rosenstein
Rodan menganggap apabila ingin mendorong perekonomian dengan berhasil,cara
kerja “satu per satu” tidak akan member pengaruh yang berarti kepada
perekonomian negara tersebut.Melainnkan
dibutuhkan investasi yang besar (mutlak) untuk memajukan perekenomian Negara
kecil.
Menurut
Rosenstein Rodan, syarat syarat mutlak tersebut terbagi 3 :
1.
Jumlah investasi
minimal dalam input dan output
(fungsi produksi)
Rosenstein Rodan
menganggap bahwa modal overhead sosial merupakan syarat mutlak.
Contohnya : Pada
industry besar maka modal overhead sosialnya adalah tenaga angkut dan
transportasi.
Tenaga angkut dan
transportasi membutuhkanmodal awal yang sangat besar.Walaupun demikian tenaga
angkut dan transportasi tersebut berpengaruh sangat penting dalam proses
produksi .Sehingga apabila ingin proses rpoduksi berjalan pengadaan modal ini
harus didahulukan daripada barang barang modal yang lain.
Kriteria modal syarat mutlak
mengadung 4 syarat:
a.
Masa
pakai minimum
b.
Waktu
pengadaan harus didahulukan
c.
Masa
persiapan lama
d.
Terdiri
dari satu paket industry
2.
Saling melengkapinya
permintaan
Menurut Rosenstein
Rodan proyek yang terpisah tidak memiliki kepastian untuk tumbuh maka
diperlukankepastian jumlah permintaan,agar hasill produksi dapat habis terjual.
Contohnya:Para
produsen saling berlangganan satu dengan yang lain.
3.
Minimal
persediaan tabungan
NIlai tabungan marjinal diusahakan lebih tinggi
daripada nilai tabungan sebelumnya.
Peningkatan hal ini
disesuaikan dengan perubahan pendapata.
Namun pada
aplikasinya,Negara kecil sulit untuk memenuhi nilai tersebut.
Kendala Big Push Theory
1.
Tidak
diperhitungkannya bidang ekspor impor
2.
Tidak
diperhitungkannya investasi yang bersifat pengurang biaya
3.
Mengabaikan
investasi pertanian
4.
Harus
memiliki sumber keungan yang besar
5.
Kesulitan
administrative
DOKTRIN
PERTUMBUHAN BERIMBANG
Pada
intinya Doktrin Pertumbuhan Berimbang berarti terjadi keseimbangan antara
permintaan dan penawaran.Pada saat pembangunan serentak antar dua sisi harus
mengalami penyeimbangan.
Mengutip
teori Rosenstein dan Rodan,maka akan timbul lingkaran setan.Pemecahannya
menurut Nurkse adalah dengan peningkatan produksifitas dan daya beli.Dengan
peningkatan tersebut ,maka output dari para produsen memiliki
kepastian.Peningakatan produktifitastersebut dengan cara memperluas pasar.
Pada
doktrin ini,harus terjadi keseimbangan antara output pertanian dan output
industri.Keseimbangan juga dibutuhkan
pada ekspor dan impor.
Hal
ini dicapai dengan cara :
Pada sisi ekspor ditambah jumlah
produksinya,sedangkan pada sisi impor ditambah jumlah alat alat produksinya.
Hambatan
Doktrin Pertumbuhan Berimbang
1.
Biaya
meningkat
2.
Penurunan
biaya diabaikan
3.
Pemakasaan
teori pembangunan
4.
Negara
terbelakang tidak dapat memnuhinya
5.
Kelangkaan
sumber
6.
Terjadi
ketimpangan faktor produksi
7.
Modal
bukan merpakan hal pokok pembangunan
8.
Hanya
dapat diterapkan pada Negara maju
9.
Tidak
mempertimbangkan perencanaan.
KONSEP
PERTUMBUHAN TIDAK BERIMBANG
Teori ini adalah lawan
dari teori pertumbuhan berimbang, menurut konsep ini investasi sebaiknya
dilakukan pada sektor yang terpilih daripada secara serentak di semua sektor
ekonomi. Tidak ada satu pun negara terbelakang yang mempunyai modal dan sumber
lain dalam kuantitas sedemikian besar untuk melakukan investasi secara serentak
pada semua sektor, Oleh karena itu investasi harus dilakukan pada beberapa
sektor atau industri yang terpilih saja agar cepat berkembang dan hasil
ekonominya dapat digunakanuntuk pembangunan sektor lain. Dengan demikian
perekonomian secara berangsur bergerak dari lintasan pertumbuhan tidak
berimbang kearah pertumbuhan berimbang. Beberapa ahli ekonomi yang mendukung
teori ini adalahRostow,danHirschman.
Menurut teori pertumbuhan tidak berimbang (Albert O. Hirschman, 1958), investasi hanya ditanam dalam sektor strategis tertentu yang merupakan leading sector, dan ini akan menciptakan peluang investasi lebih lanjut. Ini merupakan jalan terbaik untuk pertumbuhan ekonomi
Menurut teori pertumbuhan tidak berimbang (Albert O. Hirschman, 1958), investasi hanya ditanam dalam sektor strategis tertentu yang merupakan leading sector, dan ini akan menciptakan peluang investasi lebih lanjut. Ini merupakan jalan terbaik untuk pertumbuhan ekonomi
STRATEGI PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG
ALBERT
O. HIRSCHMAN memberikan pola yang lebih
cocok untuk mempercepat pembangunan di negara yang sedang berkembang, karena :
1. Secara historis pembangunan ekonomi coraknya
tidak seimbang
2. Mempertinggi efesiensi penggunaan Sumber daya
tersedia
3. Pembangunan tak seimbang menimbulkan
Kemacetan (Bettlenecks) yaitu gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan
menjadi pendorong pembangunan selanjutnya.
Menurut Hirschman, ketika proyek
baru dimulai mereka mengambil ekonomi eksternal yang diciptakan oleh proyek
sebelumnya dan menciptakan ekonomi eksternal baru yang dapat dipakai oleh
proyek selanjutnya. Tapi ada beberapa proyek yang mengambil ekonomi eksternal
lebih banyak daripada yang diciptakan, yang disebut “rangkaian investasi convergent.”
Hirschman juga menyebutnya investasi “induced” karena proyek-proyek itu
merupakan penerima rezeki dari ekonomi eksternal. Ada proyek lainnya yang juga
menciptakan ekonomi eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan yang mereka
ambil, yang digolongkan sebagai “rangkaian investasi divergent”.
Dalam praktek, kebijaksanaan
pembangunan ekonomi harus bertujuan (1) mencegah rangkaian investasi convergent
yang mengambil ekonomi eksternal lebih banyak daripada yang diciptakannya dan
(2) mendorong rangkaian investasi divergent yang menciptakan ekonomi eksternal
lebih besar daripada yang diambilnya.
Menimpangkan
Perekonomian Melalui Modal Overhead Sosial (MOS): MOS diartikan sebagai
“terdiri dari jasa atau pelayanan pokok yang tanpa itu kegiatan produksi primer,
sekunder dan tersier tidak dapat berfungsi”.
Menimpangkan
Perekonomian Melalui Kegiatan Langsung Produktif (KLP): suatu
ketidakseimbangan dapat pula diciptakan lewat KLP. Pemerintah barangkali secara
langsung atau tidak menanamkan modal di bidang KLP daripada di bidang MOS .
Lintasan
Pembangunan: Hirschman menyebut lintasan pertama (dari MOS ke KLP) sebagai
“pembangunan melalui kapasitas lebih MOS” dan lintasan kedua (dari KLP ke MOS)
“pembangunan melalui kelangkaan MOS”. Mengenai lintasan mana yang harus
ditempuh labih dahulu di dalam pembangunan ekonomi, Hirschman memilih lintasan
yang “melesat sendiri”.
Utamakan
Industri Tahap Akhir (Last industries). Hirschman, karena itu menganjurkan
pendirian industri tahap akhir lebih dahulu. Dalam pembuatan industri, suatu
negara sedang berkembang tidak perlu mengusahakan semua tahap produksi secara
serentak, tapi ia dapat mengimpor pabrik “converting, assembling dan mixing”
bagi sentuhan akhir” produk yang hampir jadi. Industri tahap akhir juga dikenal
sebagai “industri kantong impor”.
PENILAIAN
Doktrin
pertumbuhan tidak berimbang, seperti dikemukakan Hirschman adalah suatu usaha
yang berani dalam menunjukkan cara untuk memacu jalannya pembangunan ekonomi
bagi negara terbelakang. Doktrin ini realistis dan mempertimbangkan hampir
semua aspek perencanaan pembangunan.
KETERBATASAN
Keterbatasan doktrin pertumbuhan tidak
berimbang:
1.
Kurang
perhatian pada komposisi, arah dan saat pertumbuhan tidak berimbang.
2.
Mengabaikan
perlawanan
3.
Di
luar kemampuan negara terbelakang
4.
Kekurangan
fasilitas dasar
5.
Kekurangan
mobilitas faktor
6.
Timbulnya
tekanan inflasi
7.
Dampak
kaitan tidak didasarkan data
8.
Terlalu
banyak penekanan
PERTUMBUHAN BERIMBANG
VS TIDAK BERIMBANG
Alasan pertumbuhan berimbang didasarkan
pada fakta bahwa lingkaran setan kemiskinan mencekam negara terbelakang, yang
bertanggung jawab atas kecilnya pasar lokal bagi barang-barang mereka.
Pemecahannya adalah melalui pola investasi yang berimbang pada sejumlah
industri yang saling menunjang sehingga luas pasar menjadi melebar.
Pendukung strategi pertumbuhan tak
berimbang lebih menyukai investasi pada sektor terpilih daripada secara
serentak pada semua sektor ekonomi. Investasi pada sektor terpilih menghasilkan
peluang-peluang investasi baru. Ini hanya dapat dicapai dengan cara membuat
ketidakseimbangan ekonomi dengan sengaja. Tujuannya adalah untuk mengabadikan
daripada menghapuskan ketidakseimbangan dengan mememlihara tensi, disproporsi
dan disekuilibrium.
Pembedaan antara teknik pertumbuhan
berimbang dan pertumbuhan tidak berimbang ini membawa kepada beberapa titik
persamaan antara keduanya yaitu: Pertama, keduanya percaya pada adanya sistem
perusahaan swsta yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Pada waktu yang
sama, keduanya menunjukkan adanya perencanaanoleh negara. Kedua, kedua doktrin
mengabaikan peranan keterbatasan dan inelastisitas penawaran. Terakhir, kedua
doktrin mengasumsikan interdependensi, walaupun berbeda derajatnya.
TEORI DUALISTIK
Dualisme
merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan dalam ekonomi pembangunan,
terutama kalau kita membicarakan kondisi sosial-ekonomi. Konsep ini menunjukka
adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan miskin, dan perbedaan antara
berbagai golongan masyarakat yang terus meningkat.
Konsep
Dualisme mempunyai empat unsur pokok, yaitu :
1.
Dua keadaan yang berbeda dimana sebagian bersifat “superior” dan
lainya bersifat inferior.
2.
Kenyataan hidup berdampingan itu bersifat “kronis” dan “bukan
tradisional”.
3.
Derajat superioritas atau inferiorita itu tidak menunjukkan
kecenderungan yang menurun, bahkan terus menerus.
4.
Keterkaitan antara unsur superior dan unsur inferior tersebut
menunjukkan bahwa keberadaan unsur superior hanya berpengaruh kecil sekali atau
bahkan tidak berpengaruh sama sekali dalam mengangkat derajat unsur inferior.
Teori
dualistik masyarakat
dari J.H. Boeke:
•
Teorinya tentang “dualisme masyarakat” merupakan teori umum pembangunan
masyarakat dan pembangunan ekonomi negara terbelakang yang terutama didasarkan
pada hasil kajiannya terhadap perekonomian Indonesia.
•
Tiga ciri manusia: semangat sosial, bentuk organisasi, dan teknik yang
mendominasinya.
•
Dua sistem sosial yang sangat berbeda, namun berdampingan. Sistem sosial yang
satu tidak dapat menguasai yang lainnya, secara sepenuhnya.
•
Kritik atas teori Boeke:
(1)
keinginan tidak terbatas,
(2) buruh lepas bukan tidak terorganisasi,
(3) mobilitas penduduk,
(4) dualisme bukan khas ekonomi terbelakang,
(5) dapat diterapkan pada masyarakat Barat,
(6) bukan suatu teori tetapi deskripsi,
(7) peralatan teori ekonomi Barat dipakai di masyarakat Timur,
(8) tidak memberikan pemecahan terhadaap masalah pengangguran.
(2) buruh lepas bukan tidak terorganisasi,
(3) mobilitas penduduk,
(4) dualisme bukan khas ekonomi terbelakang,
(5) dapat diterapkan pada masyarakat Barat,
(6) bukan suatu teori tetapi deskripsi,
(7) peralatan teori ekonomi Barat dipakai di masyarakat Timur,
(8) tidak memberikan pemecahan terhadaap masalah pengangguran.
Teori
dualistik teknologi
dari Benyamin Higgins:
•
Dualisme teknologi berarti penggunaan berbagai fungsi produksi pada sektor maju
dan sektor tradisional dalam perekonomian terbelakang.
• Higgins membangun teorinya di sekitar dua barang, dua faktor produksi dan dua sektor dengan kekayaan faktor dan fungsi produksinya.
• Sektor industri vs non industri, perbedaan produktivitas disebabkan oleh:
• Higgins membangun teorinya di sekitar dua barang, dua faktor produksi dan dua sektor dengan kekayaan faktor dan fungsi produksinya.
• Sektor industri vs non industri, perbedaan produktivitas disebabkan oleh:
(1)
modal,
(2) penggunaan penggetahuan,
(3) organisasi.
(2) penggunaan penggetahuan,
(3) organisasi.
•
Kritik atas teori Higgins:
(1) koefisien tidak tetap di sektor industri,
(2) harga faktor tidak tergantung pada kekayaan faktor,
(3) mengabaikan faktor kelembagaan,
(4) mengabaikan penggunaan teknik penyerap buruh,
(5) besarnya dan sifat pengangguran tersembunyi tidak jelas.
(1) koefisien tidak tetap di sektor industri,
(2) harga faktor tidak tergantung pada kekayaan faktor,
(3) mengabaikan faktor kelembagaan,
(4) mengabaikan penggunaan teknik penyerap buruh,
(5) besarnya dan sifat pengangguran tersembunyi tidak jelas.
Teori
dualistik finansial
dari Mynt:
• Pasar uang terorganisir vs non terorganisir
• Sektor industri dan pertanian
• Bunga tinggi, rentenir, tuan tanah, sistem ijon, pedagang perantara, dsb.
• Pasar uang terorganisir vs non terorganisir
• Sektor industri dan pertanian
• Bunga tinggi, rentenir, tuan tanah, sistem ijon, pedagang perantara, dsb.
Dualisme
Regional:
•
Ketidakseimbangan tingkat pembangunan antara region atau daerah karena
penggunaan modal.
• Ketidakseimbangan antar kota.
• Ketidakseimbangan antara pusat dan daerah.
• Ketidakseimbangan antar kota.
• Ketidakseimbangan antara pusat dan daerah.
TEORI MYRDAL MENGENAI
DAMPAK BALIK
Menurut
Gunnar Myrdal, dalam teorinya, jika dilakukan pembangunan ekonomi dalam suatu
negara, akan muncul 2 faktor, yaitu pertama
: memperburuk keadaan ekonomi bagi daerah miskin yang disebut dengan backwash effects dan kedua
: mendorong daerah miskin menjadi lebih maju disebut dengan spread effects/trickle-down effects.
Pembangunan
ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-menyebab sirkuler yang membuat si kaya
mendapat keuntungan semakin banyak, dan mereka yang tertinggal di belakang
menjadi semakin terhambat. Dampak balik (backwash effects) cenderung membesar
dan dampak sebar (spread effects) cenderung mengecil. Secara kumulatif
kecenderungan ini semakin memperburuk ketimpangan internasional dan menyebabkan
ketimpangan regional diantara negara-negara terbelakang.
Tesis
Myrdal : membangun teori keterbelakangan dan pembangunan ekonominya di sekitar
ide ketimpangan regional pada taraf nasional dan internasional.
•
Ketimpangan regional: berkaitan erat dengan sistem kapitalis yang dikendalikan
oleh motif laba.
• Ketimpangan internasional: perdagangan internasional mungkin mempunyai dampak surut yang kuat pada negara terbelakang.
• Ketimpangan internasional: perdagangan internasional mungkin mempunyai dampak surut yang kuat pada negara terbelakang.
Teori
Pembangunan Ekonomi Fei-Ranis
•
John Fei dan Gustav Ranis dalam “A Theory of Economic Development” menelaah
proses peralihan yang diharapkan akan dilewati suatu negara terbelakang untuk
beranjak dari keadaan stagnasi ke arah pertumbuhan swadaya.
• Merupakan penyempurnaan dari teori Lewis mengenai persediaan buruh yang tidak terbatas.
• Teori Fei-Ranis: Suatu negara yang kelebihan buruh dan perekonomiannya miskin sumberdaya, sebagian besar penduduk bergerak disektor pertanian di tengah pengangguran yang hebat dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ekonomi pertaniannya mandeg. Di sana terdapat sektor industri yang aktif dan dinamis. Pembangunan terdiri dari pengalokasian kembali surplus tenaga kerja pertanian yang sumbangannya terhadap output nol, ke industri dimana mereka menjadi produktif dengan upah yang sama.
• Merupakan penyempurnaan dari teori Lewis mengenai persediaan buruh yang tidak terbatas.
• Teori Fei-Ranis: Suatu negara yang kelebihan buruh dan perekonomiannya miskin sumberdaya, sebagian besar penduduk bergerak disektor pertanian di tengah pengangguran yang hebat dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ekonomi pertaniannya mandeg. Di sana terdapat sektor industri yang aktif dan dinamis. Pembangunan terdiri dari pengalokasian kembali surplus tenaga kerja pertanian yang sumbangannya terhadap output nol, ke industri dimana mereka menjadi produktif dengan upah yang sama.
•
Asumsi yang digunakan:
(1)
ekonomi dua-muka yang terbagi dalam sektor pertanian tradisional yang mandeg
dan sektor industri yang aktif,
(2) output sektor pertanian adalah fungsi dari tanah dan buruh saja,
(3) di sektor pertanian tidak ada akumulasi modal, kecuali reklamasi,
(4) penawaran tanah bersifat tetap,
(5) kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (return to scale) yang tetap dengan buruh sebagai faktor variabel,
(6) produktivitas marginal buruh nol,
(7) output sektor industri merupakan fungsi dari modal dan buruh saja,
(8) pertumbuhan penduduk sebagai fenomena eksogen,
(9) upah nyata di sektor pertanian dianggap tetap dan sama dengan tingkat pendapatan nyata sektor pertanian,
(10) pekerja di masing-masing sektor hanya mengkonsumsikan produk-produk pertanian.
(2) output sektor pertanian adalah fungsi dari tanah dan buruh saja,
(3) di sektor pertanian tidak ada akumulasi modal, kecuali reklamasi,
(4) penawaran tanah bersifat tetap,
(5) kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (return to scale) yang tetap dengan buruh sebagai faktor variabel,
(6) produktivitas marginal buruh nol,
(7) output sektor industri merupakan fungsi dari modal dan buruh saja,
(8) pertumbuhan penduduk sebagai fenomena eksogen,
(9) upah nyata di sektor pertanian dianggap tetap dan sama dengan tingkat pendapatan nyata sektor pertanian,
(10) pekerja di masing-masing sektor hanya mengkonsumsikan produk-produk pertanian.
Berdasar
asumsi tersebut, telaah pembangunan ekonomi surplus-buruh menjadi 3 tahap:
(1)
para penganggur tersamar, dialihkan dari pertanian ke industri dengan upah
institusional yang sama,
(2) pekerja pertanian menambah keluaran pertanian tetapi memproduksi lebih kecil daripada upah institusional yang mereka peroleh,
(3) buruh pertanian menghasilkan lebih besar daripada perolehan upah institusional.
(2) pekerja pertanian menambah keluaran pertanian tetapi memproduksi lebih kecil daripada upah institusional yang mereka peroleh,
(3) buruh pertanian menghasilkan lebih besar daripada perolehan upah institusional.
•
Penilaian: keunggulan pokok dari teori ini adalah bahwa ia menunjukkan
arti penting produk pertanian di dalam
menghimpun modal di negara berkembang.
• Kritik:
(1) asumsi persediaan tanah tetap, tapi dalam jangka panjang sebenarnya berubah
(2) asumsi upah institusional tetap yang lebih tinggi dari MPP, padahal tidak,
(3) asumsi upah institusional di sektor pertanian adalah tetap,
(4) asumsi tentang model atau ekonomi tertutup,
(5) komersialisasi pertanian menjurus ke inflasi,
(6) MPP bukan nol.
• Kritik:
(1) asumsi persediaan tanah tetap, tapi dalam jangka panjang sebenarnya berubah
(2) asumsi upah institusional tetap yang lebih tinggi dari MPP, padahal tidak,
(3) asumsi upah institusional di sektor pertanian adalah tetap,
(4) asumsi tentang model atau ekonomi tertutup,
(5) komersialisasi pertanian menjurus ke inflasi,
(6) MPP bukan nol.
DAFTAR PUSTAKA
Jhingan.EKONOMI
PEMBAMGUNAN DAN PERENCANAAN.1992.Jakarta: Rajawali pers.
Mahyudi,
Ahmad. EKONOMI PEMBAMGUNAN & ANALISIS DATA EMPIRIS.2004.Bogor : Graha
Indonesia.
Sukirno,
sadono. EKONOMI PEMBAMGUNAN.2007.Jakarta: Prenada Media Group.
Rismayadi,
budi. EKONOMI
PEMBAMGUNAN Millis Perkuliahan .http://budirismayadi.tripod.com/materi.html.
Sultan.
TEORI EKONOMI
PEMBAMGUNAN. http://sultanblack.blogspot.com/2009/03/teori-ekonomi-pembangunan.html
1 komentar:
Tioga Resort Casino | Luxury Accommodation - Tutor's
Tioga Resort snow peak titanium Casino features can titanium rings be resized a luxury hotel, casino, and spa complete with a micro touch hair trimmer variety of dining options available, titanium trim hair cutter reviews including our signature sashimi titanium curling iron
Posting Komentar