ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
TUGAS:EKONOMETRIKA 1
OLEH: NARDI
LUBIS
Uang
merupakan salah satu benda yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
perekonomian pada sekarang ini.Benda yang setiap hari digunakan ini sudah
sangat menyatu dengan hidup manusia, ketika aktivitas kehidupan berlangsung
maka transaksi uang pun berjalan sesuai dengan aktivitas kehidupan manusia.
Sejak
zaman dahulu orang sudah merasakan bahwa uang sangat penting untuk melancarkan
kegiatan tukar-menukar dalam transaksi perekonomian.Oleh karena itu tidak salah
jika diberi suatu istilah bahwa uang itu merupakan urat nadi dari perekonomian
suatu Negara.
Dalam
perekonomian, supplay uang harus seimbang dengan jumlah output yang dihasilkan
dalam perekonomian tersebut, ketika jumlah uang beredar terlalu banyak maka
tidak selamanya perekonomian masuk dalam tahap yang bagus, ketika jumlah uang
terlalu banyak maka yang terjadi kemungkinan adalah meningkatnya jumlah
inflasi, sementara itu pula ketika jumlah uang sangat sedikit maka akan
cenderung menimbulakan deplasi yang merupakan kebalikan dari inflasi yang
kedua-duanya dapat menimbulakan efek tidak baik terhadap perekonomian suatu
Negara.
Dalam
perekonomian yang masih sangat sederhana dimana konsumen juga bertindak sebagai
produsen, uang tidak dibutuhkan.Orang langsung akan menukarkan barang yang
dihasilkan seseorang dengan barang yang dihasilkan oleh orang lain, cara ini
lazim disebut dengan system barter.Namun ketika perekonomian suadah mengarah
kepada zaman modrn lama-lama uang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan apa yang
di inginkan oleh seseorang, dalam hal ini dengan menggunakan system secara
barter tidak memungkinkan lagi.Keadaan ini menuntut adanya alat tukar dan
sekaligus mampu sebagai alat pengukur nilai yang dapat diterima oleh semua
individu atau kelompok.Sejak inilah di kenal adanya uang barang (commodity
money) seperti uang emas, uang perak dan uang logam atau barang lain.
Ketika
masyarakat sudah sangat existen dalam menggunakan uang untuk kegiatan
sehari-hari, maka pengaturan untuk mengatur ataupun untuk menjaga kestabilan
system pembayaran sangat diperlukan
dalam hal ini penggunaan uang Rupiah.
Untuk
mencapai stabilitas nilai rupiah, instrument moneter yang digunakan adalah
jumlah uang beredar (money supplay).Adapun sasaran diantaranya adalah tingkat
bunga dan sasaran akhirnya adalah inflasi.Untuk menstabilkan tingkat inlasi,
maka pemerintah melaui Bank Sentral melakukan beberapa kebijakan yang akan
menekan inflasi sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasioal.Adapun
beberapa kebijakan yang dimaksud adalah:
§ Operasi
pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
§ Penetapan
tingkat diskonto
§ Penetapan
cadangan wajib minimum
§ Pengaturan
kredit dan pembiayaan
Dalam
pelaksanaanya, efektivitas kebijakan moneter tergantung kepada hubungan antara
jumlah uang beredar dengan variable ekonomi utama seperti output dan
inflasi.Untuk itu penulis merasa tertarik untuk dapat melihat lebih jauh
tentang perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia serta faktor-faktor apa
sajakah yang dominan mempengaruhi jumlah peredaranya dan sejauh mana hubungan
dari masing-masing variabel yang mempengaruhi baik secara signifikan maupun non
signifikan.Maka dengan itu penulis mengambil sebuah judul yang mencakup
hubungan variable JUB dengan variabel lain yang mempengaruhi yakni” ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA”
II.Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana pengaruh nilai tukar (exchange
rates) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia
2.
Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia
TINJAUAN
PUSTAKA
Teori
Permintaan dan Penawaran Uang
1.Teori Permintaan Uang
·
Teori
Kuantitas Sederhana
Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang dalam
memperhatikan hubungan yang lurus antara jumlah uang dengan harga barang,
beliau telah mengambil kesimpulan bahwa jumlah uang dengan nilai uang mempunyai
hubungan terbalik, bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka pendapat
Ricardo diatas dapat dinyatakan sebagai berikut”bila jumlah uang naik dua kali
lipat ,maka hargapun akan naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya”.
Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan bahwa jumlah
uang langsung proporsional terhadap tingkat harga atau tingkat harga langsung
proporsional dnegan jumlah uang, maka apabila M (jumlah uang beredar) naik dua
kali maka harga akan naik dua kali lipat pula, karena itu untuk menstabilakan
tingkat harga hanya diperlukan stabilitas jumlah uang.
·
Teori
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
Merupakan penyempurnaan daripada teori yang sebelumnya
dilakukan oleh Irving Fisher.Ia menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang ada 3 faktor
yaitu:
1.
Jumlah uang(M)
2.
Cepatnya peredaran uang(V)
3.
Jumlah barang yang diperdagangkan atau
volume barang yang diperdagangkan(T)
Berdasarkan
tiga anggapan di atas maka sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan bahwa dalam
jangka pendek tingkat harga umum(P) berubah secara proporsional dengan
perubahan suplay uang(M).
·
Teori
Income Flow Equation of Exchange
Variasi
lain dari pada teori kuantitas uang adalah income flow equation of exchange
yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
M.V=P.T
Dimana:
M=Jumlah
uang beredar
V=Income
velocity dari uang
P=Harga
rata-rata semua barang dan jasa yang tercakup dalam T
T=Volume
barang jadi(barang akhir) dan jasa yang diperdagangkan
·
Teori
Permintaan akan Uang (Teori Kuantitas Marshal)
Dapat
dijelaskan dengan rumus:M=K.Y
Dimana;
M=Jumlah
uang beredar
K=Bagian
dari pendapatan nasional yang ingin dipegang dalam bentuk uang
Y=Pendapatan
nasional
Rumus Marshal merupakan hubungan antara
jumlah uang dengan pendapatan nasional, teori Marshal ini merupakan “demand for
money”.
·
Teori
Permintaan akan Uang (Income Payment Approach J.M.Keynes)
Keynes membedakan tiga motif untuk apa
orang menahan uang berdasarkan “psycholocical law of consumers behavior”,yaitu:
1. Transaction
motive(motif transaksi)
2. Precautionary
motive(motif berjaga-jaga)
3. Speculative
motive(motif spekulasi)
Adanya tiga mitif
inilah yang menimbulkan tiga macam demand terhadap uang, yakni:
1.
Demand untuk transaksi
2.
Demand untuk keperluan berjaga-jaga
3.
Demand untuk keperluan spekulasi
2.Teori
Penawaran Uang
v Teori Penawaran Uang Klasik
Dalam teori penawaran uang kalsik menganggap uang yang
beredar tercipta seakan-akan perbankan tidak ada atau kalau ada tidak mempunyai
pengaruh terhadap proses penawaran uang.Teori yang paling sederhana adalah
merupakan gambaran standar emas, dimana emas merupakan satu-satunya alat
pembayaran.Uang yang beredar atau yang ditawarkan di masyarakat dipengaruhi
oleh naik turunya persediaan emas yang ada ditangan masyarakat dan perdagangan
luar negeri.Jumlah uang yang beredar turun apabila ada deficit neraca pembayaran
dan jumlah uang beredar naik bila ada surplus neraca pembayaran.
v Teori Penawaran Uang Keynes
Sampai pada zaman Keynes, teori penawaran uang masih
dalam bentuk sederhana, Keynes sendiri kurang memberikan perhatian mengenai
mekanisme atau proses terjadinya penambahan jumlah uang beredar.Jumlah uang
beredar di anggap lanngsung terjadi di pasar uang atau dnegan kata lain
penawaran uang atau jumlah uang beredar langsung ditentukan oleh otoritas
moneter.Dengan sendirinya prilaku jumlah uang beredar tidak dipengaruhi oleh
suku bunga.
v Teori Penawaran Uang Setelah Keynes
Menurut teori ini ada 3 perilaku di dalam pasar uang
yakni:
o
Otoritas moneter
o
Lembaga keuangan
o
Masyarakat
Otoritas
moneter merupakan supplier uang primer kepada masyarakat, jadi sebenarnya pasar
uang terbagi dua yaitu, sub pasar uang primer dan sub pasar sekunder.Yang
masing-msing mempunyai permintaan dan penawaran.Hubungan kedua pasar ini snagat
erat walaupun pasar primer lebih bersifat fundamental.Suplai uang sekunder
adalah merupakan lembaga keuangan.
3.Teori
Suku Bunga
v Teori
Klasik
Bunga adalah harga dari penggunaan dana yang tersedia
untuk dipinkamkan atau dapat disebut dana investasi, sebab menurut teori klasik
bunga adalah harga yang terjadi di pasar investasi.
v Teori
Keynes
Menurut Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena
moneter, yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan
akan uang(ditentukan dalam pasar uang).
Uang akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi (GNP) sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga.Perubahan
tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan
investasi, dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP.Sedangkan menurut kaum
Klasik, uang hanyalah mempengaruhi harga barang (teori kuantitas uang).
Dalam teori ini ada tiga
motif kenapa orang menghendaki memegang uang tunai, motif itu meliputi:
o
Motif
Transaksi
Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa
orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang
dilakukan dan permintaan masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan dan tingkat bunga.Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar
volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi
transaksi.
o
Motif
Berjaga-jaga
Keynes membedakan permintaan akan uang untuk melakukan
pembayaran-pembayaran tidak regular, atau yang di luar rencana transaksi
normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan,
sakit, dan pembayaran tidak terduga lainya.Orang memanfaatkan uang untuk keadaan
yang tidak terduga tersebut, karena sifat uang yang liquid, yaitu mudah
ditukarkan dengan barang lain.
o
Motif
spekulasi
Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini
adalah terutama untuk tujuan memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya
pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul.Teori Keynes
khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar
harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan.Permintaan uang
besar apabila bunga rendah, dan apabila
tingkat buanga tinggi maka permintaan kecil.Orang perlu memegang uang
karena kegiatan spekulasi tersebut bisa mendapatkan keuntungan, maka orang akan
bersedia membayar harga tertentu untuk memegang uang tunai.
4.Teori
Hubungan Antara Jumlah Uang Beredar dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
· Hubungan
Antara Jumlah Uang Beredar dengan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pandangan Ahli
Klasik
Ada hubungan searah antara pertambahan JUB dengan
pertumbuhan ekonomi yakni meningkatnya output, dalam artian jika JUB bertambah,
maka perekonomian akan cenderung bertumbuh.Tetapi tidak ada jaminan bahwa
perekonomian yang pertambahanya jumalah uang beredarnya makin tinggi akan
menikmati pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi pula, misalnya Indonesia dan
Korea Selatan yang pertambahan uang beredarnya tertinggi di Negara kawasan Asia
Timur dan Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan ekonominya bukanlah yang
tertinggi.Sementara itu Thailand dan Singapura dimana pertambahan JUBnya
relative sedikit tetapi pertumbuhan ekonominya jauh lebih tinggi disbanding
dengan proporsi pertambahan JUBnya.
Hubungan positif antara pertambahan JUB dengan
pertumbuhan ekonomi dimaksud dapat dipahami dengan mendasarkan kepada analisis
pada pandangan aliran-aliran pemikiran ekonomi Klasik, Keynesian.
Para
ahli ekonomi yang termasuk aliran Keynesian berpandangan bahwa fungsi uang
selain sebagai alat tukar adalah juga sebagai alat penyimpan nilai.Fungsi alat
penyimpan inilah yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat untum memperoleh
keuntungan.Dengan demikian sebenarnya pasar uang ada karena interaksi antara
permintaan dan penawaran uang.Harga uang dinyatakan dalam tingkat bunga, dimana
jika uang semakin langka tingkat bunga semakin mahal.Pada saat tingkat bunga
semakin tinggi, maka permintaan untuk kredit investasi maupun konsumsi akan
berkurang, yang dapat menekan laju pertambahan output perekonomian.Sebaliknya
tingakat bunga semakin rendah akan menyebabkan permintaan kredit akan naik yang
dapat menstimulir pertumbuhan ekonomi.Dapat diambil kesimpulan bahwa memang JUB
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yang hubunganya dinyatakan
sebagai hubungan yang searah atau positif.
·
Hubungan
Antara JUB dengan Suku Bunga Dengan Pertimabangan Teori Moneter Keynesian
Uang mempunyai fungsi sebagai alat penyimpan
kekayaan (storage of welth) yang
dipengaruhi terutama oleh tingkat bunga dan tingkat pengambilan yang
diharapkan.Ini dapat disimpulkan bahwa ketika tingkat suku bunga rendah maka
jumlah uang beredar cukup banyak, hal ini disebabkan oleh pilihan masyarakat
yang lebih kepada pilihan menabung, sementara itu ketiga suku bunga yang
berlaku relative lebih tinggi maka masyarakat akan lebih memilih menabung
sehingga jumlah uang beredar pun akan berkurang.
Tetapi Keynesian
melangkah lebih jauh dengan menekankan sangat pentingnya peranan tingkat bunga
dalam mempengaruhi perilaku masyarakat memilih memegang uang tunai atau
suarat-suarat berharga.Penekanan factor tingakat bunga terhdapa keinginan
memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat
untuk memperoleh keuntungan.
·
.Hubungan
Antara JUB dengan Kurs Rupiah Dengan US $ (Kurs)
Kurs (Exchange rate) adalah harga sebuah mata uang dari
suatu Negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uanag lainya.Kurs memainkan
peranan penting dalma keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs
memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai Negara kedalam bahasa
yang sama, terhadap segenap mata uang lainya (kenaikan harga valuta asing bagi
Negara yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih
mahal.Sedangkan apresiasi (penurunan harga valuta asing di Negara yang
bersangkutan) membuat expornya lebih mahal dan impornya lebih murah.
Analisis
dan Pembahasan
Ø Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder (data time series), yang diperoleh dari badan-badan terkait antara
lain, Badan Pusat Statistik, data dari ADB(Asian Develepment Bank), dan
sumber-sumber lainya.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Jumlah
Uang beredar dalam hal ini M1, nilai tukar rupiah denga dollar AS (kurs),
tingkat suku bunga tabungan, serta data pertumbuhan ekonomi.Data dimaksud
merupakan data untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan dan data dimaksud
merupakan data yang bersifat tahunan.
Tabel
1,Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia dari Tahun 1984-2006
Tahun JUB(Milyar)
1984
|
8581
|
1985
|
10104
|
1986
|
11677
|
1987
|
12685
|
1988
|
14392
|
1989
|
20114
|
1990
|
23819
|
1991
|
26341
|
1992
|
28779
|
1993
|
36805
|
1994
|
45374
|
1995
|
52677
|
1996
|
64089
|
1997
|
78343
|
1998
|
101197
|
1999
|
124633
|
2000
|
162186
|
2001
|
177731
|
2002
|
191939
|
2003
|
223799
|
2004
|
253818
|
2005
|
281905
|
2006
|
361073
|
Sumber:ADB,BPS
|
Ø Model Analisis dan Data Variabel
Bebas
Tabel
2.Perkembangan JUB,Interest Rate(Suku bunga tabungan),dan Exchanges Rates(kurs)
di Indonesia
Periode
1984-2006
Tahun
|
JUB(M1)
|
Interest Rates of
saving (R)
|
Exchanges Rate/kurs (K)
|
1984
|
8581
|
15
|
1026
|
1985
|
10104
|
15
|
1111
|
1986
|
11677
|
15
|
1283
|
1987
|
12685
|
15
|
1644
|
1988
|
14392
|
15
|
1686
|
1989
|
20114
|
15
|
1770
|
1990
|
23819
|
15
|
1843
|
1991
|
26341
|
15
|
1950
|
1992
|
28779
|
15
|
2030
|
1993
|
36805
|
15
|
2087
|
1994
|
45374
|
15
|
2161
|
1995
|
52677
|
15
|
2249
|
1996
|
64089
|
14
|
2342
|
1997
|
78343
|
18
|
2009
|
1998
|
101197
|
23
|
10014
|
1999
|
124633
|
16
|
7855
|
2000
|
162186
|
9
|
8422
|
2001
|
177731
|
8.9
|
10261
|
2002
|
191939
|
9
|
9311
|
2003
|
223799
|
5.1
|
8577
|
2004
|
253818
|
4.4
|
8939
|
2005
|
281905
|
4.9
|
9705
|
2006
|
361073
|
4.4
|
9159
|
Sumber:BPS,ADB
Secara umum penelitian ini melihat bagaimana pengaruh faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah uang beredar (JUB).
M1=F(K,r,)
Dimana:
·
M1=Jumlah uang beredar
·
K=Kurs
·
R=interest rate(suku bunga tabungan)
Berdasarkan model-model
diatas, untuk melihat seberapa besar pengaruh factor-faktor yang mempengaruhi
jumlah uang beredar, digunakan model analisis sebagai berikut:
M1=β0+βx1+β2X2+ µ
Dimana:
·
M1=Jumlah uang beredar
·
β0=Intercept
·
β1, β2,=Koefisien regresi
·
X1=Kurs
·
X2=Intersest rate (suku bunga tabungan)
Ø Teknik Estimasi
Teknik yang digunakan dalam metode ini
adalah metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square=OLS).Dari hasil
pengelolaan data observasi menggunakan perangkat computer eviews.
Ø Defenisi operasional
v Jumlah
uang beredar adalah uang beredar dalam masyarakat yang terdiri dari uang kartal
dan uang giral, lazimnya disebut sebagai M1.
v Kurs
adalah harga mata uang asing dalam ahal ini Dollar AS dalam satuan mata uang
domestic
v Tingkat
suku bunga adalah harga yang harus dibayar karena meminjam uang untuk satu
jangka waktu tertentu, biasanya dinyatakan sebagai presentase dari pokok
pinjaman pertahun, suku bunga yang diambil atau digunakan adalah tingkat suku
bunga tabungan Indonesia.
Ø Test of Goodness of Fit (uji
kesesuaian)
a.Koefisien
determinasi (R²)
Koefisien determinasi menjelaskan tentang
besarnya hubungan yang dijelaskan oleh variabel dependen dan variabel
independen yang menjelaskan erat tidaknya hubungan variabel-variabel tersebut.
b.Uji
F statistic
Untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat maka diadakan uji F.
Bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut:
HO=β=β2=β3
Ha=β#β2#β3
Artinya
berdasarkan data yang tersedia, akan dilakukan pengujian terhadap β1 dan β2 secara
bersama-sama, apakah sama dengan nol yang berarti tidak berpengaruh significan
terhadap variabel terikat.
PEMBAHASAN
Tabel 3.Hasil Estimasi
Factor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia.
Periode
1984-2006
Dependent
Variable: M1
|
|
|
||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
05/31/10 Time: 23:35
|
|
|
||
Sample:
1984 2006
|
|
|
||
Included
observations: 23
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
152194.1
|
32584.46
|
4.670756
|
0.0001
|
R
|
-10003.70
|
1856.421
|
-5.388701
|
0.0000
|
K
|
16.56547
|
2.405994
|
6.885084
|
0.0000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.899684
|
Mean dependent var
|
100524.4
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.889652
|
S.D. dependent var
|
102702.1
|
|
S.E.
of regression
|
34116.23
|
Akaike info criterion
|
23.83404
|
|
Sum
squared resid
|
2.33E+10
|
Schwarz criterion
|
23.98215
|
|
Log
likelihood
|
-271.0915
|
F-statistic
|
89.68492
|
|
Durbin-Watson
stat
|
0.776289
|
Prob(F-statistic)
|
0.000000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
M1=
Variabel terikat yaitu JUB
R=
Intersest rate (Suku Bunga)
K=
Exchanges rates (Kurs)
Dari
data diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas signifikan terhadap variabel
terikat pada alfa 1%.
1.Uji
Kecocokan Model (Uji F)
Analisis
ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang ada yakni Suku bunga
dan kurs mampu secara bersama-sama mempengaruhi JUB.
§ Hipotesis:
Ho:β=0
HA:B=0
Taraf
signifikan ∞=1%=0,01
§ Statistik
penguji
F stat=89,96
n=23;k=2;df=23-2-1=20
§ Kriteria
Terima Ho apabila F-Statistik<F-tabel
Ftab:5,85
Ftabel<Fstat=H1
diterima,Ho ditolak
§ Kesimpulan
Variabel independent
yaiutu K dan R secara bersama-sama dapat mempengaruhi Variabel terikat yakni
JUB(M1) sebesar 99% sedangkan 1% lagi diterangkan oleh variabel lainya.
2.Uji
Parsial (Uji T)
Untuk melihat pengaruh
variabel independent atau variabel bebas yakni
suku bunga dan kurs terhadap variabel independent secara parsial.
Ø Suku
Bunga / Interest Rate (R)
•
Hipotesis
Ho=R=0
H1#R#0
•
α = 1% ; α
= 5 % ; α
= 10%
n = 23 ; k = 2 ; df
= 23 – 2 – 1 = 20
T0,01
= 2,845
T0,05 = 2,086
T0,1 = 1,725
•
Statistik Penguji
T-statistik=-5,388
•
Kriteria
Terima
Ho apabila T –statistik<- T table
Terima
HA apabila T –statistic>-T table
•
Kesimpulan
Terima Ha karena T
–statistic>-T table (-5,388>-2,845) dengan demikian Ha diterima, yang
artinya variabel suku bunga tabungan
memberikan pengaruh yang cukup signifikan secara statistic terhadap
perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia pada kepercayaan 99% selama kurun
waktu 1984-2006.
2.Nilai
Tukar/Kurs (K)
•
Hipotesis
Ho=K=O
Ha#K#O
•
α = 1% ; α
= 5 % ; α
= 10%
n = 23 ; k = 2 ; df
= 23 – 2 – 1 = 20
T0,01 = 2,845
T0,05
= 2,086
T0,1 = 1,725
•
Statistik penguji
T-Statistik=6,085
•
Kriteria
Terima
Ho apabila T –statistik<- T table
Terima
HA apabila T –statistic>-T table
•
Kesimpulan
Terima Ha karena
T-stat>Ttab(6,085>2,845) ) dengan demikian Ha diterima, yang artinya
variabel kurs nilai tukar memberikan pengaruh yang cukup signifikan
secara statistic terhadap perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia pada
kepercayaan 99% selama kurun waktu 1984-2006.
Uji Penyimpangan Asumsi
Klasik
o
Uji Multikolinieritas
Yaitu situasi dimana terdapat korelasi antar variabel-variabel bebas
dintara satu denganyang lainnya sehingga variabel- variabel bebas tesebut tidak
beerrsifat ortogonal.
|
IR
|
XR
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
IR
|
1.000000
|
-0.578402
|
|
XR
|
-0.578402
|
1.000000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari data
multikolinearitas tersebut,tidak ada ditemukan multi,karena koefisien dari masing-masing Variabel bebas
lebih kecil dari 0,8.
Analisis dan Hasil Interpretasi
Berdasarkan hasil estimasi pada
table 3 diatas,diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 8,996 atau 89% yang berarti secara
keseluruhan variabel bebas yang ada dalam persamaan tersebut cukup mampu
menjelaskan variasi perkembangan jumlah Uang Beredar di Indonesia pada periode
1984-2006 sedangkan 11% diterangkan oleh variabel lainya.
Selanjutnya
bila dianalisis secara lebih mendalam dengan melihat variabel bebasnya secara
bersamaan, maka pengaruh variabel bebas dalam persamaan tersebut terhadap JUB
di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan sebesar
99%.Seperti yang sudah disebutkan pada Uji F.
Namun
apabila dilakukan pengujian secara parsial, maka secara umum hasil estimasi
tersebut memperlihatkan bahwa variabel bebas yakni tingkat suku bunga tabungan,
kurs nilai tukar, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan
Jumlah Uang Beredar di Indonesia dengan tingkat kepercayaan yang berbeda-beda.
·
Exchanges rate (R) / suku bunga
tabungan
Berdasarkan
hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa variabel tingkat suku bunga
tabungan mempunyai pengaruh yang negative terhadap JUB di Indonesia sebesar
5,388.Hal ini menunjukkan apabila tingkat suku bunga mengalami 1%, Cateris
paribus, maka akan terjadi penurunan JUB di Indonesia sebesar 5,388% selama
kurun waktu penelitian.Dengan demikian tanda koefisien regersi yang negative
telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
negative antara tingkat suku bunga tabunga dengan JUB di Indonesia, cateris
paribus.
·
Nilai tukar/Kurs (K)
Berdasarkan
hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa variabel tingkat kurs mempunyai
pengaruh yang positif terhadap JUB di Indonesia yakni sebesar jika kurs naik menjadi 10003, maka akan menaikkan
nilai tukar sebesar 1%, cateris paribus.Dengan demikian tanda koefisien regresi
yang positif telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif antara nilai tukar dengan JUB di Indonesia.
|
|
|
|||||
|
|
|
|
||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar