Selasa, 24 Januari 2012

KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN NEGARA-NEGARA BERKEMBANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
TUGAS:EKONOMETRIKA 1

OLEH: NARDI LUBIS

PENDAHULUAN

Uang merupakan salah satu benda yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perekonomian pada sekarang ini.Benda yang setiap hari digunakan ini sudah sangat menyatu dengan hidup manusia, ketika aktivitas kehidupan berlangsung maka transaksi uang pun berjalan sesuai dengan aktivitas kehidupan manusia.
Sejak zaman dahulu orang sudah merasakan bahwa uang sangat penting untuk melancarkan kegiatan tukar-menukar dalam transaksi perekonomian.Oleh karena itu tidak salah jika diberi suatu istilah bahwa uang itu merupakan urat nadi dari perekonomian suatu Negara.
Dalam perekonomian, supplay uang harus seimbang dengan jumlah output yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut, ketika jumlah uang beredar terlalu banyak maka tidak selamanya perekonomian masuk dalam tahap yang bagus, ketika jumlah uang terlalu banyak maka yang terjadi kemungkinan adalah meningkatnya jumlah inflasi, sementara itu pula ketika jumlah uang sangat sedikit maka akan cenderung menimbulakan deplasi yang merupakan kebalikan dari inflasi yang kedua-duanya dapat menimbulakan efek tidak baik terhadap perekonomian suatu Negara.
Dalam perekonomian yang masih sangat sederhana dimana konsumen juga bertindak sebagai produsen, uang tidak dibutuhkan.Orang langsung akan menukarkan barang yang dihasilkan seseorang dengan barang yang dihasilkan oleh orang lain, cara ini lazim disebut dengan system barter.Namun ketika perekonomian suadah mengarah kepada zaman modrn lama-lama uang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan apa yang di inginkan oleh seseorang, dalam hal ini dengan menggunakan system secara barter tidak memungkinkan lagi.Keadaan ini menuntut adanya alat tukar dan sekaligus mampu sebagai alat pengukur nilai yang dapat diterima oleh semua individu atau kelompok.Sejak inilah di kenal adanya uang barang (commodity money) seperti uang emas, uang perak dan uang logam atau barang lain.
Ketika masyarakat sudah sangat existen dalam menggunakan uang untuk kegiatan sehari-hari, maka pengaturan untuk mengatur ataupun untuk menjaga kestabilan system pembayaran  sangat diperlukan dalam hal ini penggunaan uang Rupiah.
Untuk mencapai stabilitas nilai rupiah, instrument moneter yang digunakan adalah jumlah uang beredar (money supplay).Adapun sasaran diantaranya adalah tingkat bunga dan sasaran akhirnya adalah inflasi.Untuk menstabilkan tingkat inlasi, maka pemerintah melaui Bank Sentral melakukan beberapa kebijakan yang akan menekan inflasi sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasioal.Adapun beberapa kebijakan yang dimaksud adalah:
§  Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
§  Penetapan tingkat diskonto
§  Penetapan cadangan wajib minimum
§  Pengaturan kredit dan pembiayaan
Dalam pelaksanaanya, efektivitas kebijakan moneter tergantung kepada hubungan antara jumlah uang beredar dengan variable ekonomi utama seperti output dan inflasi.Untuk itu penulis merasa tertarik untuk dapat melihat lebih jauh tentang perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia serta faktor-faktor apa sajakah yang dominan mempengaruhi jumlah peredaranya dan sejauh mana hubungan dari masing-masing variabel yang mempengaruhi baik secara signifikan maupun non signifikan.Maka dengan itu penulis mengambil sebuah judul yang mencakup hubungan variable JUB dengan variabel lain yang mempengaruhi yakni” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA”
II.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pengaruh nilai tukar (exchange rates) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia
2.      Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap jumlah uang beredar di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Permintaan dan Penawaran Uang
1.Teori Permintaan Uang
·        Teori Kuantitas Sederhana
            Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang dalam memperhatikan hubungan yang lurus antara jumlah uang dengan harga barang, beliau telah mengambil kesimpulan bahwa jumlah uang dengan nilai uang mempunyai hubungan terbalik, bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka pendapat Ricardo diatas dapat dinyatakan sebagai berikut”bila jumlah uang naik dua kali lipat ,maka hargapun akan naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya”.
            Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan bahwa jumlah uang langsung proporsional terhadap tingkat harga atau tingkat harga langsung proporsional dnegan jumlah uang, maka apabila M (jumlah uang beredar) naik dua kali maka harga akan naik dua kali lipat pula, karena itu untuk menstabilakan tingkat harga hanya diperlukan stabilitas jumlah uang.
·        Teori Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
            Merupakan penyempurnaan daripada teori yang sebelumnya dilakukan oleh Irving Fisher.Ia menyatakan bahwa  yang menentukan nilai uang ada 3 faktor yaitu:
1.      Jumlah uang(M)
2.      Cepatnya peredaran uang(V)
3.      Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume barang yang diperdagangkan(T)
Berdasarkan tiga anggapan di atas maka sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum(P) berubah secara proporsional dengan perubahan suplay uang(M).


·        Teori Income Flow Equation of Exchange
Variasi lain dari pada teori kuantitas uang adalah income flow equation of exchange yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
M.V=P.T
Dimana:
M=Jumlah uang beredar
V=Income velocity dari uang
P=Harga rata-rata semua barang dan jasa yang tercakup dalam T
T=Volume barang jadi(barang akhir) dan jasa yang diperdagangkan
·        Teori Permintaan akan Uang (Teori Kuantitas Marshal)
Dapat dijelaskan dengan rumus:M=K.Y
Dimana;
M=Jumlah uang beredar
K=Bagian dari pendapatan nasional yang ingin dipegang dalam bentuk uang
Y=Pendapatan nasional
      Rumus Marshal merupakan hubungan antara jumlah uang dengan pendapatan nasional, teori Marshal ini merupakan “demand for money”.
·        Teori Permintaan akan Uang (Income Payment Approach J.M.Keynes)
      Keynes membedakan tiga motif untuk apa orang menahan uang berdasarkan “psycholocical law of consumers behavior”,yaitu:
1.      Transaction motive(motif transaksi)
2.      Precautionary motive(motif berjaga-jaga)
3.      Speculative motive(motif spekulasi)
Adanya tiga mitif inilah yang menimbulkan tiga macam demand terhadap uang, yakni:
1.      Demand untuk transaksi
2.      Demand untuk keperluan berjaga-jaga
3.      Demand untuk keperluan spekulasi
2.Teori Penawaran Uang
v Teori Penawaran Uang Klasik
            Dalam teori penawaran uang kalsik menganggap uang yang beredar tercipta seakan-akan perbankan tidak ada atau kalau ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penawaran uang.Teori yang paling sederhana adalah merupakan gambaran standar emas, dimana emas merupakan satu-satunya alat pembayaran.Uang yang beredar atau yang ditawarkan di masyarakat dipengaruhi oleh naik turunya persediaan emas yang ada ditangan masyarakat dan perdagangan luar negeri.Jumlah uang yang beredar turun apabila ada deficit neraca pembayaran dan jumlah uang beredar naik bila ada surplus neraca pembayaran.
v Teori  Penawaran Uang Keynes
            Sampai pada zaman Keynes, teori penawaran uang masih dalam bentuk sederhana, Keynes sendiri kurang memberikan perhatian mengenai mekanisme atau proses terjadinya penambahan jumlah uang beredar.Jumlah uang beredar di anggap lanngsung terjadi di pasar uang atau dnegan kata lain penawaran uang atau jumlah uang beredar langsung ditentukan oleh otoritas moneter.Dengan sendirinya prilaku jumlah uang beredar tidak dipengaruhi oleh suku bunga.
v Teori Penawaran Uang Setelah Keynes
            Menurut teori ini ada 3 perilaku di dalam pasar uang yakni:
o   Otoritas moneter
o   Lembaga keuangan
o   Masyarakat
Otoritas moneter merupakan supplier uang primer kepada masyarakat, jadi sebenarnya pasar uang terbagi dua yaitu, sub pasar uang primer dan sub pasar sekunder.Yang masing-msing mempunyai permintaan dan penawaran.Hubungan kedua pasar ini snagat erat walaupun pasar primer lebih bersifat fundamental.Suplai uang sekunder adalah merupakan lembaga keuangan.
3.Teori Suku Bunga
v  Teori Klasik
            Bunga adalah harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk dipinkamkan atau dapat disebut dana investasi, sebab menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar investasi.
v  Teori Keynes
            Menurut Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter, yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang(ditentukan dalam pasar uang).
Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP) sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga.Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP.Sedangkan menurut kaum Klasik, uang hanyalah mempengaruhi harga barang (teori kuantitas uang).
Dalam teori ini ada tiga motif kenapa orang menghendaki memegang uang tunai, motif itu meliputi:
o   Motif Transaksi
            Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan dan permintaan masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga.Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi.
o   Motif Berjaga-jaga
            Keynes membedakan permintaan akan uang untuk melakukan pembayaran-pembayaran tidak regular, atau yang di luar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran tidak terduga lainya.Orang memanfaatkan uang untuk keadaan yang tidak terduga tersebut, karena sifat uang yang liquid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang lain.
o   Motif spekulasi
            Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul.Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan.Permintaan uang besar apabila bunga rendah, dan apabila  tingkat buanga tinggi maka permintaan kecil.Orang perlu memegang uang karena kegiatan spekulasi tersebut bisa mendapatkan keuntungan, maka orang akan bersedia membayar harga tertentu untuk memegang uang tunai.


4.Teori Hubungan Antara Jumlah Uang Beredar dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
·         Hubungan Antara Jumlah Uang Beredar dengan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pandangan Ahli Klasik
            Ada hubungan searah antara pertambahan JUB dengan pertumbuhan ekonomi yakni meningkatnya output, dalam artian jika JUB bertambah, maka perekonomian akan cenderung bertumbuh.Tetapi tidak ada jaminan bahwa perekonomian yang pertambahanya jumalah uang beredarnya makin tinggi akan menikmati pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi pula, misalnya Indonesia dan Korea Selatan yang pertambahan uang beredarnya tertinggi di Negara kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan ekonominya bukanlah yang tertinggi.Sementara itu Thailand dan Singapura dimana pertambahan JUBnya relative sedikit tetapi pertumbuhan ekonominya jauh lebih tinggi disbanding dengan proporsi pertambahan JUBnya.
            Hubungan positif antara pertambahan JUB dengan pertumbuhan ekonomi dimaksud dapat dipahami dengan mendasarkan kepada analisis pada pandangan aliran-aliran pemikiran ekonomi Klasik, Keynesian.
Para ahli ekonomi yang termasuk aliran Keynesian berpandangan bahwa fungsi uang selain sebagai alat tukar adalah juga sebagai alat penyimpan nilai.Fungsi alat penyimpan inilah yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat untum memperoleh keuntungan.Dengan demikian sebenarnya pasar uang ada karena interaksi antara permintaan dan penawaran uang.Harga uang dinyatakan dalam tingkat bunga, dimana jika uang semakin langka tingkat bunga semakin mahal.Pada saat tingkat bunga semakin tinggi, maka permintaan untuk kredit investasi maupun konsumsi akan berkurang, yang dapat menekan laju pertambahan output perekonomian.Sebaliknya tingakat bunga semakin rendah akan menyebabkan permintaan kredit akan naik yang dapat menstimulir pertumbuhan ekonomi.Dapat diambil kesimpulan bahwa memang JUB sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yang hubunganya dinyatakan sebagai hubungan yang searah atau positif.
·         Hubungan Antara JUB dengan Suku Bunga Dengan Pertimabangan Teori Moneter Keynesian
            Uang mempunyai fungsi sebagai alat penyimpan kekayaan  (storage of welth) yang dipengaruhi terutama oleh tingkat bunga dan tingkat pengambilan yang diharapkan.Ini dapat disimpulkan bahwa ketika tingkat suku bunga rendah maka jumlah uang beredar cukup banyak, hal ini disebabkan oleh pilihan masyarakat yang lebih kepada pilihan menabung, sementara itu ketiga suku bunga yang berlaku relative lebih tinggi maka masyarakat akan lebih memilih menabung sehingga jumlah uang beredar pun akan berkurang.
Tetapi Keynesian melangkah lebih jauh dengan menekankan sangat pentingnya peranan tingkat bunga dalam mempengaruhi perilaku masyarakat memilih memegang uang tunai atau suarat-suarat berharga.Penekanan factor tingakat bunga terhdapa keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh keuntungan.
·         .Hubungan Antara JUB dengan Kurs Rupiah Dengan US $ (Kurs)
            Kurs (Exchange rate) adalah harga sebuah mata uang dari suatu Negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uanag lainya.Kurs memainkan peranan penting dalma keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai Negara kedalam bahasa yang sama, terhadap segenap mata uang lainya (kenaikan harga valuta asing bagi Negara yang bersangkutan) menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih mahal.Sedangkan apresiasi (penurunan harga valuta asing di Negara yang bersangkutan) membuat expornya lebih mahal dan impornya lebih murah.

Analisis dan Pembahasan 
Ø  Jenis dan Sumber Data
            Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (data time series), yang diperoleh dari badan-badan terkait antara lain, Badan Pusat Statistik, data dari ADB(Asian Develepment Bank), dan sumber-sumber lainya.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Jumlah Uang beredar dalam hal ini M1, nilai tukar rupiah denga dollar AS (kurs), tingkat suku bunga tabungan, serta data pertumbuhan ekonomi.Data dimaksud merupakan data untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan dan data dimaksud merupakan data yang bersifat tahunan.

Tabel 1,Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia dari Tahun 1984-2006
                Tahun  JUB(Milyar)
1984
8581
1985
10104
1986
11677
1987
12685
1988
14392
1989
20114
1990
23819
1991
26341
1992
28779
1993
36805
1994
45374
1995
52677
1996
64089
1997
78343
1998
101197
1999
124633
2000
162186
2001
177731
2002
191939
2003
223799
2004
253818
2005
281905
2006
361073
Sumber:ADB,BPS


Ø  Model Analisis dan Data Variabel Bebas
Tabel 2.Perkembangan JUB,Interest Rate(Suku bunga tabungan),dan Exchanges Rates(kurs) di Indonesia
Periode 1984-2006
    Tahun      
      JUB(M1)
Interest Rates of saving (R)
  Exchanges  Rate/kurs (K)             
1984
8581
15
1026
1985
10104
15
1111
1986
11677
15
1283
1987
12685
15
1644
1988
14392
15
1686
1989
20114
15
1770
1990
23819
15
1843
1991
26341
15
1950
1992
28779
15
2030
1993
36805
15
2087
1994
45374
15
2161
1995
52677
15
2249
1996
64089
14
2342
1997
78343
18
           2009
1998
101197
23
10014
1999
124633
16
7855
2000
162186
9
8422
2001
177731
8.9
10261
2002
191939
9
9311
2003
223799
5.1
8577
2004
253818
4.4
8939
2005
281905
4.9
9705
2006
361073
4.4
9159
Sumber:BPS,ADB
            Secara umum penelitian ini melihat bagaimana pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar (JUB).
M1=F(K,r,)
Dimana:
·         M1=Jumlah uang beredar
·         K=Kurs
·         R=interest rate(suku bunga tabungan)
Berdasarkan model-model diatas, untuk melihat seberapa besar pengaruh factor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar, digunakan model analisis sebagai berikut:
M1=β0+βx1+β2X2+ µ
Dimana:
·         M1=Jumlah uang beredar
·         β0=Intercept
·         β1, β2,=Koefisien regresi
·         X1=Kurs
·         X2=Intersest rate (suku bunga tabungan)

Ø  Teknik Estimasi
      Teknik yang digunakan dalam metode ini adalah metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square=OLS).Dari hasil pengelolaan data observasi menggunakan perangkat computer eviews.
Ø  Defenisi operasional

v  Jumlah uang beredar adalah uang beredar dalam masyarakat yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, lazimnya disebut sebagai M1.
v  Kurs adalah harga mata uang asing dalam ahal ini Dollar AS dalam satuan mata uang domestic
v  Tingkat suku bunga adalah harga yang harus dibayar karena meminjam uang untuk satu jangka waktu tertentu, biasanya dinyatakan sebagai presentase dari pokok pinjaman pertahun, suku bunga yang diambil atau digunakan adalah tingkat suku bunga tabungan Indonesia.
Ø  Test of Goodness of Fit (uji kesesuaian)
a.Koefisien determinasi (R²)         
      Koefisien determinasi menjelaskan tentang besarnya hubungan yang dijelaskan oleh variabel dependen dan variabel independen yang menjelaskan erat tidaknya hubungan variabel-variabel tersebut.
b.Uji F statistic
           Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat maka diadakan uji F.
Bentuk  hipotesanya adalah sebagai berikut:
           HO=β=β2=β3
           Ha=β#β2#β3
Artinya berdasarkan data yang tersedia, akan dilakukan pengujian terhadap β1 dan β2 secara bersama-sama, apakah sama dengan nol yang berarti tidak berpengaruh significan terhadap variabel terikat.

PEMBAHASAN
Tabel 3.Hasil Estimasi Factor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia.
Periode 1984-2006


Dependent Variable: M1


Method: Least Squares


Date: 05/31/10   Time: 23:35


Sample: 1984 2006


Included observations: 23












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
152194.1
32584.46
4.670756
0.0001
R
-10003.70
1856.421
-5.388701
0.0000
K
16.56547
2.405994
6.885084
0.0000










R-squared
0.899684
    Mean dependent var
100524.4
Adjusted R-squared
0.889652
    S.D. dependent var
102702.1
S.E. of regression
34116.23
    Akaike info criterion
23.83404
Sum squared resid
2.33E+10
    Schwarz criterion
23.98215
Log likelihood
-271.0915
    F-statistic
89.68492
Durbin-Watson stat
0.776289
    Prob(F-statistic)
0.000000











Keterangan:
M1= Variabel terikat yaitu JUB
R= Intersest rate (Suku Bunga)
K= Exchanges rates (Kurs)
      Dari data diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas signifikan terhadap variabel terikat pada alfa 1%.


1.Uji Kecocokan Model (Uji F)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang ada yakni Suku bunga dan kurs mampu secara bersama-sama mempengaruhi JUB.
§  Hipotesis:                                                                   
Ho:β=0
HA:B=0
Taraf signifikan ∞=1%=0,01
§  Statistik penguji
      F stat=89,96
n=23;k=2;df=23-2-1=20
§  Kriteria
Terima Ho apabila F-Statistik<F-tabel

Ftab:5,85
Ftabel<Fstat=H1 diterima,Ho ditolak
§  Kesimpulan
Variabel independent yaiutu K dan R secara bersama-sama dapat mempengaruhi Variabel terikat yakni JUB(M1) sebesar 99% sedangkan 1% lagi diterangkan oleh variabel lainya.
2.Uji Parsial (Uji T)
Untuk melihat pengaruh variabel independent atau variabel bebas yakni  suku bunga dan kurs terhadap variabel independent secara parsial.
Ø  Suku Bunga / Interest Rate (R)
          Hipotesis     
Ho=R=0
H1#R#0
          α = 1%   ;   α = 5 %  ; α = 10% n = 23 ; k = 2 ; df = 23 – 2 – 1 = 20
T0,01 = 2,845
T0,05 =      2,086
T0,1  = 1,725
          Statistik Penguji
T-statistik=-5,388
          Kriteria
Terima Ho apabila T –statistik<- T table
Terima HA apabila T –statistic>-T table
          Kesimpulan
Terima Ha karena T –statistic>-T table (-5,388>-2,845) dengan demikian Ha diterima, yang artinya variabel  suku bunga tabungan memberikan pengaruh yang cukup signifikan secara statistic terhadap perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia pada kepercayaan 99% selama kurun waktu 1984-2006.
2.Nilai Tukar/Kurs (K)
          Hipotesis
Ho=K=O
Ha#K#O
          α = 1%   ;   α = 5 %  ; α = 10% n = 23 ; k = 2 ; df = 23 – 2 – 1 = 20
  T0,01 = 2,845
         T0,05 =            2,086
         T0,1  = 1,725
          Statistik penguji
T-Statistik=6,085

          Kriteria

Terima Ho apabila T –statistik<- T table
Terima HA apabila T –statistic>-T table

          Kesimpulan
Terima Ha karena T-stat>Ttab(6,085>2,845) ) dengan demikian Ha diterima, yang artinya variabel  kurs nilai tukar  memberikan pengaruh yang cukup signifikan secara statistic terhadap perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia pada kepercayaan 99% selama kurun waktu 1984-2006.

Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
o   Uji Multikolinieritas    
Yaitu situasi dimana terdapat korelasi antar variabel-variabel bebas dintara satu denganyang lainnya sehingga variabel- variabel bebas tesebut tidak beerrsifat ortogonal.


IR
XR









IR
 1.000000
-0.578402

XR
-0.578402
 1.000000









Dari data multikolinearitas tersebut,tidak ada ditemukan multi,karena  koefisien dari masing-masing Variabel bebas lebih kecil dari 0,8.
Analisis dan Hasil Interpretasi
            Berdasarkan hasil estimasi pada table 3 diatas,diperoleh nilai koefisien determinasi (R²)  sebesar 8,996 atau 89% yang berarti secara keseluruhan variabel bebas yang ada dalam persamaan tersebut cukup mampu menjelaskan variasi perkembangan jumlah Uang Beredar di Indonesia pada periode 1984-2006 sedangkan 11% diterangkan oleh variabel lainya.
Selanjutnya bila dianalisis secara lebih mendalam dengan melihat variabel bebasnya secara bersamaan, maka pengaruh variabel bebas dalam persamaan tersebut terhadap JUB di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan sebesar 99%.Seperti yang sudah disebutkan pada Uji F.

Namun apabila dilakukan pengujian secara parsial, maka secara umum hasil estimasi tersebut memperlihatkan bahwa variabel bebas yakni tingkat suku bunga tabungan, kurs nilai tukar, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia dengan tingkat kepercayaan yang berbeda-beda.
·         Exchanges rate (R) / suku bunga tabungan
Berdasarkan hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa variabel tingkat suku bunga tabungan mempunyai pengaruh yang negative terhadap JUB di Indonesia sebesar 5,388.Hal ini menunjukkan apabila tingkat suku bunga mengalami 1%, Cateris paribus, maka akan terjadi penurunan JUB di Indonesia sebesar 5,388% selama kurun waktu penelitian.Dengan demikian tanda koefisien regersi yang negative telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negative antara tingkat suku bunga tabunga dengan JUB di Indonesia, cateris paribus.
·         Nilai tukar/Kurs (K)
Berdasarkan hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa variabel tingkat kurs mempunyai pengaruh yang positif terhadap JUB di Indonesia yakni sebesar  jika kurs naik menjadi 10003, maka akan menaikkan nilai tukar sebesar 1%, cateris paribus.Dengan demikian tanda koefisien regresi yang positif telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara nilai tukar dengan JUB di Indonesia.









































           


             

Tidak ada komentar: